Selasa, 07 Juli 2015

contoh penghitungan gaji

penggajian pegawai pada perusahaan

Pada perusahaan untuk penggajian terbagi atas beberapa penggajian karyawan, yaitu untuk karyawan tetap, karyawan kontrak dan harian.
1. Penggajian untuk karyawan tetap :
· Gaji pokok
· Tunjangan :
Ø Tunjangana transport
Ø Tunjangan uang makan
· Uang lembur
Gaji Bruto = ( gaji pokok + tunjangan + uang lembur ) x 12 bulan
Gaji Netto = Gaji Bruto – biaya jabatan – asuransi ( jika ada asuransi)
2. Perhitungan gaji karyawan kontrak :
· Gaji pokok
· Tunjangan :
Ø Tunjangana transport
Ø Tunjangan uang makan
· Uang lembur
Gaji Bruto = ( gaji pokok + tunjangan + uang lembur ) x masa kontrak ( perbulan )
Gaji Netto = Gaji Bruto – biaya jabatan – asuransi ( jika ada asuransi)
Penghasilan :
Ø < 50 juta mempunyai NPWP dikenakan pajak penghasilan 5 %
Ø < 50 juta tidak mempunyai NPWP dikenakan pajak penghasilan 6 %
Ø 50 juta – 250 juta mempunyai NPWP dikenakan pajak penghasilan 15 %
Ø 50 juta – 250 juta tidak mempunyai NPWP dikenakan pajak penghasilan 18 %
3. Penggajian untuk karyawan harian
Untuk karyawan harian perhitungan gaji dihitung dari perjam karyawan harian itu masuk kerja. Untuk gaji harian tergantung pada perusahaan berapa gaji yang ditawarkan pada karyawan. Pajak penghasilan karyawan harian ditanggung oleh perusahaan.
Perhitungan gaji karyawan harian :
Ø Gaji = Gaji harian x perjam kerja
Rekrutmen
Serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.
Ø Langkah pengrekrutan pegawai:
1. Divisi suatu perusahaan membutuhkan karyawan dengan mengisi form permintaan karyawan yang telah ditanda tangan oleh manejer divisi kepada bagian HRD.
2. Bagian HRD membuat info lowongan kerja dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh divisi seperti IPK, Capability, Pendidikan, dan lainnya.
3. Apabila sudah ada yang masuk untuk melamar maka akan diseleksi pada bagian HRD apakah sesuai dengan kualifikasi yang dicari.
4. Tes kerja seperti interview, psikotes dan lainnya.
5. Apabila lulus maka akan di traning

6. bila selama traning memuaskan sesuai dengan kemapuan maka akan diterima masuk pada perusahaan.

Rasio Finansial

Rasio Finansial Untuk Memilih Saham Yang Baik

Rasio profitabilitas
1.       NPM (Net Profit Margin)
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang dapat diperoleh dari setiap rupiah penjualan.
Semakin besar nilai rasio ini semakin baik karena menunjukkan perusahaan sangat menguntungkan.
2.       ROS (Return On Sales)
 Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh dari setiap penjualan.
Semakin besar nilai rasio ini semakin baik karena menunjukkan perusahaan menghasilkan laba usaha lebih besar dari penjualan yang sama.
3.       ROE (Return On Equity)
Perusahaan yang menguntungkan adalah perusahaan yang memiliki ROE tinggi. Jadi semakin besar ROE maka semakin baik. 
4.       ROA (Return On Assets)
ROA menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROA, semakin baik. Karena untuk aset yang sama perusahaan menghasilkan keuntungan lebih besar.
Rasio Liquiditas
1.       CURRENT RATIO/ WORKING CAPITAL RATIO
Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek/hutang lancar dengan aset lancarnya (kas, persediaan dan piutang). Semakin besar angka rasio ini semakin baik, karena perusahaan mampu membayar kewajibannya.
Ratio Activity
1.       ASSET TURNOVER
Semakin besar nilai rasio ini semakin baik karena menunjukkan perusahaan tersebut sangat efisien untuk menghasilkan uang.
2.       INVENTORY TURNOVER RATIO
 Angka rasio yang rendah mungkin menunjukkan terlalu banyak persediaan, barang tidak laku, atau malas melakukan marketing. Angka rasio yang tinggi menunjukkan barang cepat terjual, sehingga meminimalkan biaya penyimpanan. Sehingga, semakin besar ratio ini maka semakin baik.
Debt Ratio
1.       DEBT RATIO / DEBT TO ASSETS RATIO atau DAR
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Semakin rendah nilai Debt Ratio biasanya akan semakin baik. Sedangkan umumnya Debt Ratio lebih besar dari 1 sebaiknya dihindari, karena jika kerditor menagih dan semua aset dijual pun tidak mampu menalangi utang.
2.       DEBT TO EQUITY RATIO (D/E) atau DER
Rasio ini mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka panjang. Rasio ini  membandingkan antara hutang dan equitas perusahaan. Sehingga jika nilai hutang nya semakin kecil akan semakin baik. Jadi semakin kecil angka DER akan semakin baik.
Rasio Pasar
  1. EPS (EARNING PER SHARE)
Semakin besar rasio ini akan semakin baik.
2.       PE/PER
PER yang tinggi bisa menunjukkan kalau perusahaan itu merupakan perusahaan yang diincar investor. Sehingga harga sahamnya terus naik, akhirnya PERnya juga tinggi. Sehingga nilai PER yang tinggi, semakin baik.
3.       PEG (PRICE / EARNING GROWTH RATIO )
Nilai PEG 1 dianggap merupakan angka wajar untuk perusahaan yang memiliki harga dan tingkat pertumbuhan tinggi. Sehingga disarankan untuk mencari perusahaan dengan PEG bernilai antara 0 sampai 1. Sebagai catatan nilai PEG juga bisa bernilai negatif, bila pendapatan cenderung menurun.
4.       PRICE / SALES RATIO (P/S atau PSR)
Biasanya nilai P/S yang rendah atau lebih kecil dari 1 dianggap sebagai investasi yang baik. Jadi semakin rendah angka P/S, semakin baik.
5.       BOOK VALUE
Secara teoritis, nilai ini mencerminkan nilai uang yang akan diterima oleh pemegang saham bila perusahaan dilikuidasi. Jadi semakin besar nilai BV, semakin baik.
6.       PRICE TO BOOK VALUE (PBV Ratio atau PB Ratio)

Semakin rendah rasio PBV berarti harga saham tersebut bisa dianggap murah. PBV juga untuk mengukur sebuah nilai perusahaan. Jika nilai PBV tinggi, nilai perusahaan juga tinggi. Angka PBV yang tinggi juga menunjukkan harga saham sebuah perusahaan yang tinggi. Maka semakin besar angka PBV, semakin baik.